
Untuk tetap bisa bertahan hidup, kita harus berusaha secara maksimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal juga. Pundi-pundi rupiah tentu saja tidak turun dari langit begitu saja, sehingga siapapun harus berjuang untuk mendapatkannya. Ini berlaku bagi siapa saja, baik itu anak muda maupun orang tua yang ingin selamat dari kerasnya kehidupan. Untuk itu, tidak sedikit yang berjuang pagi dan malam untuk bisa mencukupi kebutuhannya.
Ini juga dialami oleh sosok perempuan paruh baya yang sampai saat ini masih berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya. Sebut saja namanya Bu Iti. Sosok perempuan paruh baya yang berusia 70 tahun tersebut bekerja seorang diri tanpa dibantu oleh suami maupun anak-anaknya. Ia biasa berkeliling menjual gorengan dan makanan ringan lainnya di sekitar kampung munjul.
Sosok Bu Iti
Di kampungnya, ia dikenal dengan panggilan Bu Iti. Kegiatan sehari-harinya adalah berdagang gorengan, mulai dari bakwan, pisang goreng, tempe goreng, tahu isi, bola ubi, dan masih banyak lagi. Selain gorengan, Bu Iti juga menjual aneka jajanan lain seperti cilok, agar-agar, lemper, lontong, dan masih banyak lagi. Namun, ia hanya sebagai buruh gorengan, di mana hasil penjualannya akan dibagi sepersekian bagian dengan pemiliknya.
Bu Iti menjual gorengannya dengan menggunakan wadah yang terbuat dari anyaman bambu. Kemudian, ia pikul menggunakan kain panjang yang diletakan pada bagian sisi pinggangnya. Terlihat berat memang. Namun, ini tentu sudah biasa bagi Bu Iti. Berat dagangannya tidak seberat perjuangan hidupnya selama ini, sehingga ia tetap bersyukur dengan kondisinya saat ini tanpa mengeluh sedikit pun.
Rumah Bu itu terletak di Kampung Munjul, Desa Ciwalen, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Ia tinggal tidak dengan suaminya maupun anak-anaknya, melainkan dengan dua orang cucunya. Sayang, kedua cucunya tersebut tidak melanjutkan sekolah karena Bu Iti tidak memiliki cukup biaya untuk menyekolahkannya. Untuk itu, Bu Iti harus berjuang seorang diri untuk bisa menghidupi keluarga kecilnya itu.
Kebaikan untuk Bu Iti
Kehidupan Bu Iti dan kedua cucunya tentu saja menggugah hati kita semua untuk senantiasa bersyukur. Di tengah kehidupannya yang begitu sulit, Bu Iti tetap bersyukur dan semangat untuk menghidupi kedua cucunya. Oleh karena itu, ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu berbuat baik pada sesama, terlebih pada yang lebih membutuhkan.
Untuk itu, produk asuransi syariah AlliSya Protection Plus dari Allianz bisa membantu kita untuk memulai kebaikan. Dengan adanya asuransi ini, kita bisa memberikan perlindungan jiwa dan kesehatan secara maksimal pada orang-orang tersayang. Dengan demikian, resiko kerugian finansial di masa depan tidak perlu dikhawatirkan.
Selain itu, kita juga bisa berbagi menggunakan fitur wakaf pada Asuransi Syariah Indonesia Allianz. Wakaf bisa membantu orang-orang yang sedang memiliki kesulitan finansial. Kita bisa menyisihkan sebagian dana musibah yang disalurkan kepada peserta asuransi lain yang sedang ditimpa musibah. Melalui dana wakaf ini, banyak orang yang bisa mendapatkan bantuan berlimpah.
Untuk itu, #AwaliDenganKebaikan bersama Allianz. Dengan senantiasa melakukan kebaikan, kita bisa memberikan manfaat yang berlimpah pada sesama, khususnya orang-orang yang sedang membutuhkan bantuan. Menariknya, perbuatan baik juga bisa mengantarkan orang-orang seperti Bu itu untuk mendapatkan paket umroh gratis dari Allianz.
Oleh karena itu, mari lakukan hal-hal baik kapanpun dan dimanapun agar ada lebih banyak orang yang bisa merasakan kebahagiaan.